Ketika Kesempatan Bertemu, Bukan Sekadar Frekuensi

 


Ketika Kesempatan Bertemu, Bukan Sekadar Frekuensi - lusionams.com

Liburan semester sebenernya nggak buatku jadi bisa pergi ke mana-mana, apalagi rencana nggak ada sama sekali. Kayaknya libur versiku itu di rumah aja udah cukup. Padahal selama kuliah tiap minggu pasti ke rumah. Tapi, perasaannya beda karena nggak ada tugas dan materi yang aku bawa pulang ke rumah. Libur semester buatku harus bawa baju dari kost agak banyak yang nyatanya nggak dipakai semua. Bukan karena pakai itu lagi-itu lagi tapi memang nggak pergi ke mana-mana.

Bisa aja libur semester jadi waktu di mana bisa ketemu teman lama, nyatanya nggak semudah itu untuk ketemu. Entah karena waktu libur yang berbeda, punya janji lain, nggak sempat karena sibuk, dan bukan prioritas.

Bisa aja libur semester jadi waktu di mana bisa ketemu teman lama, nyatanya nggak semudah itu untuk ketemu. Entah karena waktu libur yang berbeda, punya janji lain, nggak sempat karena sibuk, dan bukan prioritas. Yes, bukan prioritas.

Aku bersyukur selalu, karena masih ada teman yang anggap aku prioritas. Apa sih prioritas? Penting amat ya Na? Iya. Penting. Tapi, mungkin ini salah satu rasa dari dewasa? Teman makin sedikit, waktu nggak ada, kesempatan bisa aja ada kalau mau mengusahakan. Cuma kalau bukan prioritas, jangan kan waktu, usaha untuk cari kesempatan buat ketemu juga nggak. Hehe. Itu memang pasti terjadi. Jangan baper.

Sebelum akhir tahun, aku masih sempat ketemu beberapa teman. Nggak banyak sih, nggak masalah. Ketemunya sebentar, cuma dua jam karena malam tahun baru harus di Karawang. Iya ya, kayaknya Karawang memang rumah keduaku selain karena kostku di Karawang dan kuliah di Karawang. Ga lupa bersyukur dan berterima kasih ke Ipul alias Syarifah yang mau hujan-hujanan sama aku padahal baru aja balik dari Bekasi. Syaripil ailopyuu. <3

Awal tahun, tepatnya 3 Januari 2020 setelah rencana yang diobrolin dari selesai UAS akhirnya bisa ketemu Rahmi. Sebenarnya mau ketemu sebelum natal tapi ga cocok waktunya, yang penting diusahakan ya akhirnya ada kesempatan ketemu. Rahmi ini teman aku dari TK, SD, dan SMP. Sayangnya, masa SMA kita nggak bareng. Tapi, itu nggak buat aku jadi lupa Rahmi. Kalau dari TK sampai sekarang 2020 berarti sudah 15 tahun lamanya aku kenal Rahmi. Nggak nyangka, lama juga berteman sama Rahmi.



Ketika Kesempatan Bertemu, Bukan Sekadar Frekuensi  - lusionams.com


Dari yang aku rasa bisa berteman selama itu dengan Rahmi, aku nggak bisa bilang Rahmi dan aku masih sefrekuensi tapi aku rasa frekuensi kalah dengan masih ada usaha buat komunikasi. Ketemu Rahmi juga masih bisa ngobrol kayak dulu, masih cerita banyak hal, masih bisa ketawa bareng, dan hal lain yang buat kita nggak canggung. See, komunikasi nggak bakal kalah dari frekuensi yang mematahkan pertemanan. Apalagi, kita kuliah di beda kota. Ketemu saat liburan semester, komunikasi ga intens kayak jaman SMP. Tapi lagi, masih berusaha untuk komunikasi. Ga bohong ya, komunikasi itu kunciii.

12 Januari lalu, aku dan Syarifah ketemu lagi. Segabutnya Syarifah pasti sibuk, apalagi aku dan dia beda jurusan kuliah. Kalau dipikir, udah nggak nyambung mau ngomongin apa juga. Jangan lupa, komunikasi adalah kunci. Hampir tiap minggu masih chatting, suka bales story, masih nelfon kalau gabut, dan hal lain yang kita lakuin.


Ketika Kesempatan Bertemu, Bukan Sekadar Frekuensi  - lusionams.com

Setelah berpikir mau ke mana, akhirnya di hari Minggu bisa kembali nostalgia jaman SMA. Pergi ke kolam renang yang pernah kita datangi di bulan Maret 2016 selama 4×/bulan, pergi ke stand minuman pop ice, ke SMA di saat hari Minggu, pergi ke pasar dekat sekolah buat jajan, makan mie ayam artomoro favorit kita. Mau nangis pas bisa kunjungi tempat-tempat itu lagi. Aku nggak peduli dibilang lebay, sumpah rasanya kayak kembali ke masa SMA. Aku udah lama nggak di perasaan ini, di mana nggak ada beban buat ke mana-mana, jajan tanpa pikir besok ada tugas apa, dan hal lain. People change, but memories don't.

Satu obrolan aku dengan Syarifah, Syarifah bilang "Susah kalau bukan prioritas." Bertahan dengan orang yang anggap prioritas. Mengusahakan untuk orang lain jadi prioritas kadang malah sia-sia.

Ketika Kesempatan Bertemu, Bukan Sekadar Frekuensi  - lusionams.com
Kelas 12 MIPA 2 (2020)

Ketika Kesempatan Bertemu, Bukan Sekadar Frekuensi  - lusionams.com
SMA
Ketika Kesempatan Bertemu, Bukan Sekadar Frekuensi  - lusionams.com
SMA


Januari ini, aku ketemu Sadiyah sebanyak 2x. Sebenarnya ketemu Sadiyah bisa tiap Minggu karena rumahnya nggak jauh dari rumahku. Jajan, ngobrol, curhat, dan bantu kerjain tugas kuliah. Iya itu lagi-itu lagi. Gak masalah. 


Ketika Kesempatan Bertemu, Bukan Sekadar Frekuensi  - lusionams.com

Well, pada akhirnya dewasa ini aku sadar dan tau siapa yang anggap aku prioritas, siapa yang mau berusaha untuk ada kesempatan ketemu, siapa yang mau bagi waktunya dengan aku, dan siapa yang mau kenang memori lalu.

Aku sadar, dewasa maka teman semakin sedikit. Aku paham, mungkin aku bukan bagian dari dia atau mereka untuk memori lalu. Aku tau, siapa yang harus aku pertahankan untuk jadi prioritasku.
Nggak perlu jadi marah tentang itu karena nyatanya begitu. Teman tetap teman.

Aku nggak lupa  untuk terima kasih kepada teman-teman yang masih mau komunikasi denganku, mau kasih waktunya buat ketemu, mau buat kesempatan untuk ketemu, dan nggak sebatas viewer story Whatsapp ataupun Instagram. Terima kasih ya kalian :)

Aku keinget pernah ngobrol dengan salah satu teman tentang frekuensi dalam pertemanan, isi chat yang aku kirim:

Lo tau kebetulan dan peluang ga? Bisa nemuin yang sefrekuensi pas jaman smp dan sma itu kebetulan dan peluang.
Emang lo yakin temen-temen lo jaman SMA itu bakalan sefrekuensi sama lo? Nggak kan? Itu kebetulan.
Peluang bisa mereka sefrekuensi sama lo apa? Itu karena lingkungan lo juga ga jauh-jauh dari jaman smp ke sma.

Perihal frekuensi, semua itu kebetulan. Aku dan kamu pernah sefrekuensi karena kebetulan. Nggak sefrekuensi lagipun itu karena kebetulan. Kebetulan kita udah nggak sama, nggak seideal dulu, nggak sepemikiran, dan nggak di jalan yang sama. Peluang untuk nggak sefrekuensi pun demikian, nggak di lingkungan yang sama dan nggak ada lagi hal yang buat kita sefrekuensi. Tapi, bukan karena nggak sefrekuensi jadi nggak bisa ngobrol dan nyambung. Itu gunanya komunikasi yang bisa mengalahkan frekuensi. Frekuensi nggak butuh kalau komunikasi masih utuh.

Kesimpulannya, komunikasi bisa mengalahkan frekuensi yang katanya merenggakan hubungan pertemanan.

Selamat libur dari aku yang terakhir libur minggu ini karena tanggal 20 Januari 2020 sudah mulai kuliah kembali. Kontak aku kalau kalian bisa main sama aku, sesibuknya aku pasti gabut. Karena, sibuk itu relatif. HEHEHE.

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Hai, terima kasih telah membaca dan berkomentar di postingan ini.